Bidik Potensi Wisatawan, Indonesia Gencar Gaet Investor Singapura

Ilustrasi wisatawan/Foto Istimewa
JAKARTA – Singapura merupakan pasar strategis bagi sektor pariwisata Indonesia. Wisatawan dari Singapura yang berkunjung ke Indonesia adalah terbanyak nomor dua setelah Australia. Tak salah jika Indonesia memberikan perhatian khusus terhadap kerjasama dengan pengusaha (investor) Singapura.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengungkapkan wisatawan mancanegara (wisman) dari Singapura ke Indonesia merupakan yang terbanyak nomor dua setelah Australia. Wisman Singapura yang berkunjung ke Indonesia selama kurun waktu Januari-Juli 2022 sudah mencapai 153.006 orang.
Tidak hanya itu, Singapura juga merupakan salah satu pintu gerbang dunia untuk masuk ke kawasan Asia Tenggara, termasuk ke Indonesia. Sehingga, Singapura merupakan pasar yang sangat potensial untuk mendatangkan wisatawan dari seluruh dunia ke Indonesia.
“Jadi saya perkirakan wisatawan ini bisa melanjutkan liburannya dari Singapura ke Indonesia,” kata Sandiaga di Singapura yang dikutip Senin (3/10/2022).
Dia menambahkan, Singapura tidak hanya menjadi tempat wisata bagi masyarakat internasional, tapi juga menjadi tempat tinggal bagi banyak warga dari berbagai negara di dunia. Mengingat sekitar 1,2 hingga 2 juta dari total 5,4 juta rakyat Singapura merupakan kaum ekspatriat.
Ekspatriat dan pelajar yang menetap di Singapura ini suatu ketika tentu ingin berlibur sambil bekerja atau belajar dengan menikmati suasana baru. Sehingga para ekspatriat ini punya potensi yang sangat besar untuk menjadi digital nomad di Indonesia.
Berkaitan dengan digital nomad, Sandiaga menjelaskan Indonesia memiliki kebijakan yang sangat memudahkan para pelaku digital nomad. Saat ini, turis digital nomad bisa masuk ke Indonesia visa tujuan sosio-kultural (Visa B211).
“Visa ini berlaku untuk 60 hari dengan biaya sekitar Rp1,5 juta dan bisa diperpanjang hingga enam bulan. Berdasarkan peraturan yang ada, orang yang ingin memperpanjang lebih dari enam bulan harus keluar dari Indonesia, dan mengajukan kembali visa B211 lainnya,” kata Sandiaga.
Sandiaga memaparkan dengan semakin banyak digital nomad yang datang dari Singapura maka akan semakin banyak kunjungan wisatawan yang lebih berkualitas ke Indonesia.
Oleh karena itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait untuk mempermudah perolehan visa, terutama visa khusus bagi peserta cruise dan meningkatkan jumlah perjalanan dari Singapura ke Indonesia, baik itu penerbangan, cruise, maupun penyeberangan laut.
“Ini adalah potensi yang luar biasa, bagaimana kita bisa mengembangkan potensi wisata cruise untuk mengunjungi objek wisata yang kita miliki di Bali, Batam-Bintan, Belitung, Labuan Bajo, dan Raja Ampat,” ucap Menparekraf.
Koordinasi ini juga bertujuan menggenjot potensi pasar wisata kapal pesiar yang yang ada di Indonesia. Kapal-kapal mewah yang berlayar ke Indonesia ini pun berasal dari berbagai negara, termasuk Singapura. Sebab potensi wisata pesiar masih sangat besar.
Ajak Berinvestasi
Saat bertemu dengan beberapa investor asal Singapura, Sandiaga Uno mengajak mereka untuk mau berinvestasi di sektor pariwisata di Indonesia sebagai upaya membangkitkan ekonomi dan membuka peluang usaha dan lapangan kerja.
“Kami telah bertemu dengan enam perusahaan besar dalam rangka penandatanganan kerja sama sesuai dengan arahan Presiden Jokowi untuk mendatangkan digital nomad agar meningkatkan kualitas kunjungan wisatawan dan memberikan dampak kepada para pelaku UMKM di destinasi unggulan seperti di Canggu Bali,” kata Menparekraf.
Dia mengatakan, penandatanganan kerja sama dengan Bionomic menargetkan 1.000 sampai 5.000 digital nomad dalam kurun 6-12 bulan datang ke Indonesia. Sandiaga berharap langkah ini akan memperluas peluang dan lapangan kerja baru di Tanah Air.
Sandiaga juga menyaksikan dan memfasilitasi ARTotel Group yang mengekspansi usahanya ke luar negeri bekerja sama dengan Far East Group dalam rangka penambahan akomodasi berupa jaringan hotel internasional.
“Dengan kerja sama ini, brand hotel lokal nasional seperti ARTotel bisa go international dan memberikan dampak untuk membuka peluang usaha dan rantai pasok,” paparnya.
Dengan Capital Land, Menparekraf membahas peluang investasi dan pengembangan di 5 destinasi pariwisata super prioritas (DPSP) serta 8 KEK di Indonesia. Sedangkan dengan Red Doorz dibahas langkah untuk menambah jumlah investasi di sektor penyediaan akomodasi yaitu Red Doorz Goes Green.
Sandiaga juga sempat bertemu dengan Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung untuk membahas tentang kerja sama penyediaan layanan wisata berbasis kesehatan dan kebugaran.
“Kekuatan Indonesia ada di wellness tourism dan juga beberapa layanan lain seperti KEK Kesehatan di Sanur, Balu. Jika dapat di kerjasamakan tentu akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa,” ujar Sandiaga. (MRI)